PAUD-Anakbermainbelajar-----Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamental dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan.
Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa membangkang tahap awal.
Namun, di sisi lain anak usia dini berada pada masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak terstimulasinya berbagai potensi saat usia emas, akan menghambat tahap perkembangan anak berikutnya. Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak dapat diulang lagi.
Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang unik, dan berada pada suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya. Selama ini orang dewasa mengidentikkan anak usia dini sebagai orang dewasa mini, masih polos dan belum bisa berbuat apa-apa karena belum mampu berpikir. Pandangan ini berdampak pada pola perlakuan yang diberikan pada anak, antara lain sering memperlakukan anak sebagaimana orang dewasa. Saat mendidik atau membimbing anak dipaksa mengikuti pola pikir dan aturan orang dewasa. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan banyaknya studi tentang anak usia dini, orang dewasa semakin memahami bahwa anak usia dini bukanlah orang dewasa mini, dan berbeda dengan orang dewasa.
Anak Usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tidak buru-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkenal "Mental Hectic". Anak-anak yang "menderita" mental hectic digambarkan sebagai anak yang merasa tidak tenang, tertekan, bahkan kebingungan karena tertuntut tugas sekolah yang berat, hingga membuat mereka melewatkan masa kanak-kanaknya dengan bermain. Pada taraf tertentu anak akan menjadi pemberontak sebagai pelarian dari rasa tertekan dan tidak terpenuhinya kebutuhan kodrati mereka untuk bermain.
Baca juga Pengertian "Mental Hectic" di sini!!
Penyakit itu akan dapat merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis, karena disatu sisi selain anak dipandang memiliki kelebihan kemampuan calistung ini, secara tanpa disadari anak akan memiliki masalah dalam perkembangan mental dan prilakunya.
Oleh karena itu pengajaran Pendidikan Anak Usia Dini akan dikembalikan pada 'qitah'-nya, tidak memberikan pengajaran yang berlebihan dalam Calistung di PAUD. Bagaimana pembelajaran yang baik di PAUD terkait calistung ini? adalah hanya memperikan pengenalan baik aksara maupun angka, dengan metode bermain atau sentra. Dalam ragam bermain anak dapat diberikan konsep-konsep aksara dan angka sederhana yang mudah dan menyenangkan bagi anak Usia Dini.
Demikianlah Artikel singkat ini tentang Mengapa anak usia dini tidak boleh diajarkan Calistung, semoga bermanfaat. Terimakasih.
Comments
Post a Comment